Raffi Ahmad Menolak Uang Sekarung Di Amerika Serikat
Demonstrasi Amerika Serikat
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pesohor di media sosial kini menghadapi persaingan ketat untuk mendapat cuan. Dipicu semakin banyaknya konten kreator yang ingin menjadi influencer tajir seperti YouTuber Mr. Beast, TikToker Charli D'Amelio, hingga mega bintang Raffi Ahmad.
Persaingan ketat ini terjadi imbas makin sesaknya media sosial. Informasi yang beredar, penyedia aplikasi atau platform media sosial tak seroyal dulu memberikan komisi ke para kreator konten. Para brand kawakan juga lebih pilih-pilih untuk bekerja sama dengan influencer.
Hal ini terungkap berdasarkan laporan The Wall Street Journal. Media itu melaporkan bahwa berbagai masalah tersebut kini dirasakan oleh Clint Brantley yang merupakan kreator konten full-time sejak tiga tahun lalu.
Brantley membagikan konten ke TikTok, YouTube, dan Twitch. Kebanyakan kontennya seputar tren yang berkaitan dengan game mobile Fortnite.
Meski memiliki lebih dari 400.000 follower dengan rata-rata view pada kontennya lebih dari 100.000, penghasilan Brantley pada tahun lalu lebih kecil daripada gaji median tahunan pekerja full-time di AS pada 2023 sebesar US$ 58.084 atau Rp 950 jutaan.
Pria berusia 29 tahun itu tak siap berkomitmen untuk menyewa apartemen karena penghasilannya yang tak tetap. Saat ini, Brantley masih tinggal dengan ibunya di Washington. "Saya sangat rentan," ujarnya, dikutip dari The Wall Street Journal, Sabtu (7/12/2024).
The Wall Street Journal melaporkan juga bahwa untuk meraih penghasilan yang layak dan dapat diandalkan sebagai kreator konten adalah hal yang sulit, dan akan makin sulit.
Platform makin lama makin kecil membagikan uang untuk postingan populer. Di sisi lain, para brand lebih spesifik memilih kesepakatan dengan influencer.
Kondisi ini diperparah dengan ancaman pemblokiran TikTok di AS oleh pemerintahannya pada 2025 mendatang. Banyak kreator konten yang waswas apakah masih bisa meraup penghasilan dari media sosial jika salah satu channel sumber uangnya dihapus.
Makin Sesak Industri Influencer di Medsos
Menurut laporan Goldman Sachs pada 2023, ratusan juta orang di seluruh dunia mem-posting konten yang menghibur dan mengedukasi di media sosial. Sekitar 50 juta orang mengumpulkan uang dari sana.
Bank investasi tersebut memperkirakan jumlah kreator yang menghasilkan pendapatan akan tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 10% hingga 20% pada tahun 2028.
Hal ini berkontribusi pada penambahan jumlah pencari nafkah, padahal Departemen Tenaga Kerja AS tidak melacak gaji para influencer.
Secara rata-rata, kreator konten butuh waktu bulanan bahkan tahunan untuk mengumpulkan pendapatan dari platform media sosial, kerja sama brand, hingga link affiliate. Namun, makin banyak yang mencari rezeki dari industri ini, makin kecil pula 'kue' yang harus dibagi-bagi.
Menurut NeoReach, pada tahun lalu, 48% influencer mengumpulkan kurang dari US$ 15.000 atau Rp 245 jutaan. Hanya 14% yang mengumpulkan uang lebih dari US$ 100.000 atau Rp 1,6 miliar.
Ketimpangan pemasukan influencer ini ditentukan beberapa faktor. Misalnya apakah influencer bekerja secara full-time atau part-time, tipe konten yang dibagikan, hingga durasi mereka berkarir sebagai influencer.
Beberapa orang yang terkenal saat pandemi Covid-19 dan fokus pada topik yang populer seperti fesyen, investasi, dan hack gaya hidup, mengaku sangat terbantu karena momentumnya pas.
Namun, di balik itu semua, kreator konten mengaku pekerjaan ini sangat menguras energi dan mental. Mereka harus selalu memikirkan konten apa yang akan disukai audiens dan mengambil momentum yang tepat.
Influencer menghabiskan waktu berhari-hari untuk merencanakan konten, memproduksi, hingga melalui proses edit untuk diunggah ke media sosial. Mereka juga harus selalu berinteraksi dengan para fans untuk menjaga popularitas.
"Ini adalah pekerjaan yang sangat berat dibandingkan apa yang dikira kebanyakan orang," kata analis Emarketer, Jasmine Enberg.
"Kreator yang bisa hidup dengan menjadi influencer telah melakukan pekerjaan ini selama bertahun-tahun. Kebanyakan tak jadi besar dalam waktu singkat," kata analis tersebut.
Terlebih lagi, para influencer yang bekerja secara mandiri tidak mendapatkan keuntungan seperti pekerja kantoran. Meraka tak mendapatkan jaminan kesehatan, uang pensiun, serta bonus tahunan.
Di tengah inflasi dan ketidakpastian ekonomi, influencer menghadapi tekanan yang kian sulit untuk mengamankan keuangan mereka.
Makin Tirisnya Penghasilan dari Platform
Pada 2020-2023, TikTok memiliki program pendanaan untuk kreator hingga US$ 1 miliar. YouTube melalui fitur Shorts juga memungkinkan kreator menghimpun uang sekitar US$ 100-10.000 per bulan dengan program pendanaan sementara.
Lalu, Instagram Reels memberikan penghargaan ke kreator dalam jumlah yang fluktuatif. Bonus besar itu menjadi taktik agar makin banyak orang membuat konten di platform mereka.
Namun, kini platform mulai mengubah kebijakan pembayaran untuk kreator konten. Ketentuan untuk penghasilan TikToker kini diperbanyak. Setidaknya harus memiliki 10.000 follower dengan view minimum 100.000 dalam sebulan.
Instagram juga tengah menguji coba program 'invitation-only' yang memberikan penghargaan uang bagi kreator yang membagikan Reels dan foto.
YouTube memperkenalkan program pembagian uang iklan pada tahun lalu untuk kreator Shorts yang memiliki setidaknya 1.000 subscriber dan 10 juta view dalam 90 hari. Mereka akan diberikan pembagian pendapatan iklan 45% untuk konten yang mereka bagikan.
Makin lama, TikToker mengaku makin susah cari duit. Salah satunya Ben-Hyun yang mengatakan pada Maret lalu mendapatkan US$ 200-400 per satu juta view. Namun, kini pendapatannya kian menurun meski followernya bertambah banyak hingga 2,9 juta.
Ben-Hyun mengaku kini hanya mendapat US$ 120 untuk video yang menghimpun 10 juta view. Hal ini menunjukkan, meski influencer memiliki audiens banyak, tetap sulit untuk memonetisasinya jika hanya berharap pada pendapatan dari platform.
Danisha Carter juga membagikan keresahan serupa. Ia mengatakan TikTok-nya memiliki 1,9 juta pengikut.
Menurutnya, para konten kreator berhasil membuat audiens 'ketagihan' di platform online dan mendatangkan pendapatan miliaran dolar AS ke TikTok dkk.
Namun, bayaran untuk influencer tak setimpal. Ia mengaku mendapatkan pendapatan dari TikTok dengan total US$ 12.000. Untuk menambah pendapatan, ia memutuskan membuat merchandise dan mampu menghasilkan uang US$ 5.000 pada tahun lalu.
"Kreator harus dibayar adil dengan persentase yang sesuai dengan pendapatan yang diraih aplikasi," kata Carter.
"Harus ada transparansi soal bagaimana kami dibayar, dan kebijakannya harus konsisten," ia menyarankan.
Saksikan video di bawah ini:
Selasa, 24 November 2020 – 06:58 WIB
Raffi Ahmad ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Djainab Natalia Saroh/JPNN
jpnn.com, JAKARTA - Presenter Raffi Ahmad mengungkap alasan dirinya menolak melepas saham terbesar RANS Entertainment ke Eko Patrio.
Meski sudah ditawar hingga Rp 300 miliar, suami Nagita Slavina itu belum mau melepas kanal digital sekaligus rumah produksi miliknya itu.
"Karena kalau masuk uang investor gitu, ada pertanggungjawabannya, duit Rp 300 miliar itu gede banget," kata Raffi Ahmad dalam tayangan Okay Bos Trans7, baru-baru ini.
Ayah Rafathar itu merasa belum bisa menerima tawaran Eko Patrio yang ingin memiliki saham terbesar RANS Entertainment.
Raffi Ahmad berdalih ingin melihat perkembangan RANS Entertainment satu tahun ke depan terlebih dahulu.
Eko Patrio mengakui memang sempat ingin membeli RANS Entertainment milik Raffi Ahmad.
Tidak tanggung-tanggung, Eko Patrio sudah membawa uang Rp 300 miliar untuk membayar kanal digital sekaligus rumah produksi itu.
"Sebenarnya bukan beli, tapi join, saham dia masih ada, saham saya agak lebih besar," beber Eko Patrio. (ded/jpnn)Video Terpopuler Hari ini:VIDEO
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari
, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada
Perjudian di Amerika Serikat dibatasi secara hukum. Pada tahun 2008, aktivitas perjudian menghasilkan pendapatan bruto (perbedaan antara jumlah total yang dipertaruhkan dikurangi dana atau "kemenangan" yang dikembalikan kepada para pemain) sebesar $ 92,27 miliar di Amerika Serikat.
American Gaming Association, sebuah kelompok perdagangan industri, menyatakan bahwa permainan di AS adalah industri senilai $ 240 miliar, yang mempekerjakan 1,7 juta orang di 40 negara. Pada tahun 2016, pajak perjudian menyumbang $ 8,85 miliar pada pendapatan pajak negara bagian dan lokal.
Kritik judi Berpendapat itu mengarah pada peningkatan korupsi politik, perjudian kompulsif, dan tingkat kejahatan yang lebih tinggi. Yang lain berpendapat [siapa?] Bahwa perjudian adalah jenis pajak regresif pada individu di ekonomi lokal di mana tempat perjudian berada.
Menurut Pusat Perpustakaan Universitas Riset Penelitian, pendapatan perjudian hukum untuk 2017 adalah sebagai berikut:
Banyak tingkat pemerintahan telah mengesahkan berbagai bentuk perjudian dalam upaya untuk mengumpulkan uang untuk layanan yang dibutuhkan tanpa menaikkan pajak langsung. Ini termasuk semuanya, mulai dari permainan bingo di lantai dasar gereja, hingga turnamen poker bernilai jutaan dolar. Terkadang menyatakan mengiklankan pendapatan dari game tertentu untuk dikhususkan untuk kebutuhan tertentu, seperti pendidikan.
Ketika New Hampshire mengesahkan lotere negara pada tahun 1963, itu mewakili perubahan besar dalam kebijakan sosial. Tidak ada pemerintah negara bagian yang sebelumnya secara langsung menjalankan operasi perjudian untuk mengumpulkan uang. Negara-negara lain mengikuti, dan sekarang sebagian besar negara bagian menjalankan beberapa jenis lotre untuk mengumpulkan dana untuk operasi negara. Beberapa negara membatasi pendapatan ini untuk bentuk pengeluaran tertentu, biasanya berorientasi pada pendidikan, sementara yang lain mengizinkan pendapatan lotre untuk dibelanjakan pada pemerintah umum. Ini telah membawa masalah moral yang dipertanyakan, seperti negara menggunakan perusahaan pemasaran untuk meningkatkan pangsa pasar mereka, atau untuk mengembangkan program baru ketika bentuk perjudian lama tidak menghasilkan banyak uang.
American Gaming Association memecah perjudian menjadi beberapa kategori berikut:
Perjudian adalah legal di bawah hukum federal A.S., meskipun ada batasan signifikan terkait perjudian antarnegara dan daring. Setiap negara bebas mengatur atau melarang praktik di dalam perbatasannya. Undang-undang Perlindungan Olahraga Profesional dan Amatir tahun 1992 secara efektif melarang taruhan olahraga nasional, tidak termasuk beberapa negara bagian. Namun, pada tanggal 14 Mei 2018 Mahkamah Agung Amerika Serikat menyatakan seluruh undang-undang tersebut tidak konstitusional (Murphy v. National Collegiate Athletic Association).
Jika lotere yang dikelola negara termasuk, hampir setiap negara dapat dikatakan mengizinkan beberapa bentuk perjudian. Hanya dua negara yang sepenuhnya melarang segala bentuk perjudian, Hawaii dan Utah. Namun, perjudian bergaya kasino jauh kurang tersebar luas. Undang-undang Federal memberikan kelonggaran bagi Native American Trust Land untuk digunakan untuk permainan kesempatan jika kesepakatan dibuat antara Negara dan Pemerintah Tribal (mis. 'Persetujuan' atau 'Perjanjian') di bawah Undang-Undang Pengaturan Permainan India tahun 1988.
Nevada dan Louisiana adalah satu-satunya dua negara bagian di mana perjudian bergaya kasino adalah legal di seluruh negara bagian. Baik pemerintah negara bagian dan lokal memberlakukan pembatasan lisensi dan zonasi. Semua negara bagian lain yang mengizinkan perjudian bergaya kasino membatasi wilayah geografis yang kecil (mis., Kota Atlantik, New Jersey atau Tunica, Mississippi), atau reservasi Indian Amerika, beberapa di antaranya berlokasi di atau dekat kota-kota besar. Sebagai negara yang tergantung pada domestik, suku Indian Amerika telah menggunakan perlindungan hukum untuk membuka kasino, yang telah menjadi masalah politik yang kontroversial di California dan negara bagian lainnya. Di beberapa negara bagian, kasino terbatas pada "perahu sungai", tongkang besar bertingkat banyak yang, lebih sering daripada tidak, ditambatkan secara permanen di badan air.
Perjudian online telah diatur lebih ketat. Federal Wire Act 1961 melarang taruhan antar negara bagian pada olahraga, tetapi tidak membahas bentuk perjudian lainnya. Ini telah menjadi subyek kasus pengadilan. Undang-Undang Penegakan Perjudian Internet yang Melanggar Hukum tahun 2006 (UIGEA) tidak secara spesifik melarang perjudian online; sebaliknya, itu melarang transaksi keuangan yang melibatkan penyedia layanan judi online. Beberapa penyedia perjudian lepas pantai bereaksi dengan mematikan layanan mereka untuk pelanggan AS. Namun, operator lain terus menghindari UIGEA dan terus melayani pelanggan AS. Untuk alasan ini, UIGEA telah menerima kritik dari tokoh-tokoh terkemuka dalam industri perjudian.
Total sekitar 450 kasino komersial menghasilkan pendapatan perjudian bruto sebesar $ 34,11 miliar pada tahun 2006.[1]
Kasino komersial didirikan dan dijalankan oleh perusahaan swasta di tanah non-penduduk asli Amerika. Ada 23 negara bagian (dan dua wilayah AS) yang memungkinkan kasino komersial dalam beberapa bentuk: Arkansas, California, Colorado, Delaware, Illinois, Indiana, Iowa, Louisiana, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Mississippi, Missouri, Montana, Montana, Nevada, New Jersey, New York, Ohio, Oklahoma, Pennsylvania, Puerto Riko, Rhode Island, South Dakota, Kepulauan Virgin AS, Washington, dan Virginia Barat.
Total sekitar 450 kasino komersial menghasilkan pendapatan perjudian bruto sebesar $ 34,11 miliar pada tahun 2006.
Sejarah perjudian komersial asli Amerika dimulai pada 1979, ketika Seminoles mulai menjalankan permainan bingo. Sebelum ini, penduduk asli Amerika tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan perjudian komersial berskala besar. Penduduk asli Amerika akrab dengan konsep perjudian skala kecil, seperti menempatkan taruhan pada kontes olahraga. Misalnya, orang Iroquois, Ojibways, dan Menominees akan memasang taruhan pada permainan ular salju. Dalam enam tahun setelah perjudian komersial di antara penduduk asli Amerika berkembang, tujuh puluh lima hingga delapan puluh dari tiga ratus suku yang diakui federal terlibat. Pada tahun 2006, sekitar tiga ratus kelompok penduduk asli Amerika menjadi tuan rumah permainan perjudian.[2]
Beberapa suku asli Amerika mengoperasikan kasino di tanah suku untuk menyediakan pekerjaan dan pendapatan bagi pemerintah mereka dan anggota suku mereka. Permainan suku diatur di tingkat suku, negara bagian, dan federal. Suku asli Amerika diharuskan menggunakan pendapatan judi untuk menyediakan operasi pemerintah, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan anggota mereka. Peraturan federal untuk permainan Amerika asli didirikan berdasarkan Undang-Undang Pengaturan Permainan India tahun 1988. Menurut ketentuan undang-undang itu, permainan dibagi menjadi tiga kategori berbeda:
Dari 562 suku yang diakui secara federal pada tahun 1988, 201 berpartisipasi dalam permainan kelas dua atau kelas III pada tahun 2001. Judi suku memiliki pendapatan sebesar $ 14,5 miliar pada tahun 2002 dari 354 kasino. Sekitar empat puluh persen dari 562 suku yang diakui federal mengoperasikan perusahaan game.
Seperti orang Amerika lainnya, banyak penduduk asli Amerika yang berselisih tentang masalah perjudian kasino. Beberapa suku terlalu terisolasi secara geografis untuk membuat kasino sukses, sementara beberapa tidak ingin orang Amerika asli di tanah mereka. Meskipun perjudian kasino kontroversial, itu telah terbukti berhasil secara ekonomi untuk sebagian besar suku, dan dampak perjudian India Amerika telah terbukti jauh jangkauannya.
Permainan menciptakan banyak pekerjaan, tidak hanya untuk orang Amerika asli, tetapi juga untuk orang Amerika non-pribumi, dan dengan cara ini dapat secara positif mempengaruhi hubungan dengan komunitas Amerika yang bukan asli. Pada beberapa pemesanan, jumlah pekerja Amerika non-pribumi lebih besar dari jumlah pekerja asli Amerika karena skala resor kasino. Juga, beberapa suku menyumbangkan bagian dari pendapatan kasino ke negara di mana mereka berada, atau untuk tujuan amal dan nirlaba. Misalnya, Band San Manuel dari Mission Indians of California memberi 4 juta dolar kepada Sekolah Hukum UCLA untuk mendirikan pusat Studi Indian Amerika. Suku yang sama juga memberikan $ 1 juta kepada negara untuk bantuan bencana ketika daerah itu dirusak oleh kebakaran hutan pada tahun 2003.
Meskipun kasino telah terbukti berhasil baik untuk suku maupun daerah sekitarnya, penduduk negara bagian dapat menentang pembangunan kasino asli Amerika, terutama jika mereka memiliki proyek yang bersaing. Misalnya, pada bulan November 2003, negara bagian Maine menentang proyek kasino senilai $ 650 juta yang diusulkan oleh Penobscots dan Passamaquoddies. Tujuan proyek adalah untuk menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda suku-suku itu. Pada hari yang sama negara bagian menentang proyek kasino India, pemilih Maine menyetujui rencana untuk menambahkan mesin slot ke trek balap memanfaatkan negara.
National Indian Gaming Commission mengawasi game Native American untuk pemerintah federal. National Indian Gaming Commission (NIGC) didirikan di bawah Undang-Undang Pengaturan Permainan India pada tahun 1988. Di bawah NIGC, permainan Kelas I berada di bawah yurisdiksi tunggal suku tersebut. Game kelas II diatur oleh suku, tetapi juga tunduk pada peraturan NIGC. Game Kelas III berada di bawah yurisdiksi negara bagian. Misalnya, agar suku membangun dan mengoperasikan kasino, suku harus bekerja dan bernegosiasi dengan negara di mana ia berada. Perjanjian Negara-Suku ini menentukan berapa banyak pendapatan yang akan diperoleh negara bagian dari kasino-kasino India.
Indian Regulatory Act Act mensyaratkan bahwa pendapatan game hanya digunakan untuk tujuan pemerintah atau amal. Pemerintah suku menentukan secara spesifik bagaimana pendapatan game dibelanjakan. Pendapatan telah digunakan untuk membangun rumah, sekolah, dan jalan; untuk mendanai perawatan kesehatan dan pendidikan; dan untuk mendukung inisiatif pengembangan masyarakat dan ekonomi. Permainan India adalah yang pertama dan pada dasarnya satu-satunya alat pengembangan ekonomi yang tersedia untuk reservasi di India. Komisi Studi Dampak Permainan Nasional telah menyatakan bahwa "tidak ada ... perkembangan ekonomi selain permainan telah ditemukan". Pemerintah suku, bagaimanapun, menggunakan pendapatan game untuk mengembangkan perusahaan ekonomi lainnya seperti museum, mal, dan pusat budaya.
Saat ini ada 30 negara yang memiliki permainan Kasino Amerika asli: Alabama, Alaska, Arizona, California, Colorado, Connecticut, Florida, Idaho, Iowa, Kansas, Louisiana, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Mississippi, Missouri, Montana, Nebraska, Nevada, New Meksiko, New York, Carolina Utara, Dakota Utara, Oklahoma, Oregon, Dakota Selatan, Texas, Washington, Wisconsin, dan Wyoming.
Lotere klasik adalah gambar di mana setiap kontestan membeli kombinasi angka. Setiap kombinasi angka, atau "permainan", biasanya dihargai $ 1. Drama biasanya non-eksklusif, artinya dua atau lebih pemegang tiket dapat membeli kombinasi yang sama. Organisasi lotere kemudian menggambar kombinasi pemenang 5-8 angka, biasanya dari 1 hingga 50, menggunakan mesin tumbler bola otomatis acak.
Untuk menang, kontestan mencocokkan kombinasi angka mereka dengan kombinasi yang ditarik. Kombinasi mungkin dalam urutan apa pun, kecuali dalam beberapa lotere "bola mega", di mana nomor "mega" untuk kombinasi harus cocok dengan bola yang ditetapkan sebagai "bola mega" dalam kombinasi yang menang. Jika ada beberapa pemenang, mereka membagi kemenangan, juga dikenal sebagai "Jackpot". Kemenangan saat ini dikenakan pajak pendapatan federal sebagai pendapatan biasa. Kemenangan dapat diberikan sebagai anuitas tahunan atau sebagai lump sum, tergantung pada aturan lotere.
Sebagian besar negara bagian memiliki lotere yang disponsori negara dan multi-negara bagian. Hanya ada enam negara bagian yang tidak menjual tiket lotre: Alabama, Alaska, Hawaii, Mississippi, Nevada, dan Utah. Di beberapa negara bagian, pendapatan dari lotere ditetapkan untuk tujuan anggaran khusus, seperti pendidikan. Negara-negara lain memasukkan pendapatan lotere ke dalam dana umum.
Lotere multi-jurisdiksi umumnya memiliki jackpot yang lebih besar karena semakin banyak tiket yang terjual. Game Mega Millions dan Powerball adalah lotere terbesar dari jumlah negara bagian yang berpartisipasi.
Beberapa lotere negara menjalankan permainan selain lotre. Biasanya, ini dalam format kartu awal, meskipun beberapa negara menggunakan permainan tab tarik. Dalam kedua format, kartu dijual yang memiliki area buram. Dalam beberapa permainan, semua bahan buram dihapus untuk melihat apakah kontestan telah menang, dan berapa banyak. Di permainan scratchcard lainnya, seorang kontestan harus memilih bagian mana dari kartu yang akan diaruk, untuk mencocokkan jumlah atau memainkan bentuk permainan lainnya. Game-game ini rentan terhadap pemalsuan baik dari dealer kartu (yang dapat menjual kartu palsu) dan pemain (yang dapat memalsukan kartu pemenang).
Pada 1 Juli 2000, undang-undang baru diberlakukan di negara bagian Carolina Selatan, di mana kepemilikan, kepemilikan, atau pengoperasian mesin video poker, baik untuk penggunaan komersial maupun pribadi, menjadi ilegal. Pelanggar dikenakan tuntutan dan denda yang substansial. Hingga setidaknya 2007, satu-satunya jenis perjudian yang dilegalkan di negara bagian itu adalah Lotre Pendidikan Carolina Selatan.
Video: Tren Tiktoker "Ngamen" Live Streaming, Fenomena Baru di BKT
8.4Luar biasa47 ulasan
hotelmix.id menggunakan cookie yang benar-benar diperlukan agar dapat berfungsi. Kami tidak mengumpulkan cookie analitis dan pemasaran.OKE
FAKTA TENTANG AMERIKA SERIKAT
The United States of America (USA) atau yang dikenal sebagai Amerika Serikat merupakan negara yang terletak di bagian utara benua Amerika. Negara yang terdiri dari 50 negara bagian ini memiliki populasi ketiga terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta jiwa. Dijuluki sebagai negara adikuasa, USA terkenal memiliki kemampuan yang luas untuk memberikan pengaruh dan kekuasaan dalam skala global; mulai dari segi ekonomi, politik, teknologi hingga budaya. Banyak sekali perusahaan-perusahaan besar dunia yang pendirinya berasal dari Amerika Serikat baik dari sektor teknologi, perbankan dan keuangan, hingga industri kreatif seperti Apple, Google, Facebook, Citibank, Wall Street Journal dan sebagainya. Sebagai negara nomor satu dunia yang memiliki pengaruh besar dalam skala global menjadikan sebagian besar pelajar internasional sangat tertarik untuk menuntut ilmu di negeri Paman Sam ini.
Dengan reputasinya sebagai negara dengan perekonomian termaju di dunia, perekonomian USA didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan dengan baik, dan sistem pendidikan yang sangat maju. USA juga menjadi negara terdepan dalam bidang ekonomi, budaya, politik, dan pemimpin dalam riset ilmiah dan inovasi teknologi.
Baca Juga : Kuliah di Kanada
Mengapa Memilih Kuliah di USA?
Banyak sekali pelajar internasional dari berbagai negara yang menjadikan USA sebagai negara destinasi belajar favorit karena kualitas pendidikannya yang berkelas dunia. Selain itu, sebagian besar universitas yang masuk dalam peringkat atas dunia berasal dari USA, di mana membuktikan bahwa pemerintah di USA selalu memberikan fasilitas terbaik, kualitas pembelajaran dan penelitian untuk menunjang pembelajaran siswanya. Selain itu, sistem pendidikan di USA sangat mendorong siswanya untuk aktif berpartisipasi di dalam kelas dan berorganisasi untuk mengembangkan kemampuan masing-masing siswanya.
Salah satu kelebihan dari sistem pendidikan yang ditawarkan USA adalah fleksibilitas dalam program studi yang ditawarkan. Pelajar internasional yang akan memulai kuliah tahun pertama di USA bisa mendapatkan kesempatan untuk mengambil beberapa mata kuliah di luar program studi utama yang mereka ambil, dan juga mendapatkan kesempatan untuk mengambil Summer Semester untuk mempercepat durasi kuliahnya. Selain itu, pelajar internasional juga bisa melakukan program transfer ataupun mengikuti program kuliah ke universitas lain yang diinginkan.
Sebagai negara termaju di dunia, pelajar internasional yang kuliah di USA dapat mengembangkan koneksi dengan sesama pelajar lain dan beradaptasi dengan budaya yang selalu dinamis, inovatif, dan progresif. Tidak hanya sekedar belajar di dalam kelas saja, pelajar internasional juga bisa mengikuti berbagai macam kegiatan yang ada di luar kelas. Mulai dari wisata alam, organisasi mahasiswa, magang di perusahaan ternama dunia, dan bahkan kesempatan untuk kolaborasi membangun bisnis start-up bersama dengan teman kuliah melalui fasilitas yang disediakan kampus.
Hal menarik lainnya yang didapatkan dari kuliah di USA adalah kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pelajar internasional. Selama kuliah berlangsung, pelajar internasional mendapatkan kesempatan untuk bekerja di dalam kampus mulai dari asisten dosen, perpustakaan, hingga cafetaria. Melalui program Optional Practical Training (OPT), pelajar internasional juga berkesempatan untuk tinggal dan bekerja selama 1-3 tahun setelah lulus dari universitas.